Radar Cirebon - Maestro batik asal Kabupaten Majalengka, Hery Suhersono menyatakan ditetapkannya 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional merupakan keputusan yang positif dari pemerintah. Hanya saja, penetapan hari Batik Nasional jangan hanya seremonial belaka. “Perlu ada upaya riil dari pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan batik,” katanya.
Disinggung tentang batik khas Kabupaten Majalengka, suami dari Uti Sayuti SPd ini mengungkapkan telah ada 5 motif khas. Hany saja, Hery mengeluhkan belum seriusnya pemerintah dalam mengembangkan dan mempromosikan batik khas Majalengka tersebut. “Untuk Kabupaten Majalengka Pemkab masih belum serius alias masih setengah hati dalam mendukung keberadaan batik khas Majalengka, buktinya hingga kini belum ada Perda atau Perbup tentang batik Khas Majalengka,” tandasnya.
Hery juga mengeluhkan dengan sikap Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka yang kurang respons dengan budaya batik. Buktinya belum diberlakukannya penggunaan batik khas Kabupaten Majalengka bagi anak- anak sekolah maupun mahasiswa. “Justru yang terjadi anak-anak sekolah menggunakan batik hasil printing textil dengan menggunakan teknologi,” kritiknya. (ono/ara)
0 komentar:
Posting Komentar